ANALISIS SPESIALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR WiLAYAH
DI PROVINSI MALUKU
PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR WiLAYAH
DI PROVINSI MALUKU
Amaluddin
Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura
Jln. Ir. M. Putuhena, Kode Pos : 97233 Ambon
e-mail: dhino_unpatti@yahoo.co.id
Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura
Jln. Ir. M. Putuhena, Kode Pos : 97233 Ambon
e-mail: dhino_unpatti@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : pertama,
untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat spesialisasi sektor-sektor strategis/unggulan, kedua,
menganalisis pengaruh tingkat spesialisasi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku
dan ketiga, menganalisis perbedaan spesialisasi variasi sektor-sektor unggulan
terhadap pertumbuhan ekonomi antar wilayah di Provinsi Maluku. Alat analisis
yang digunakan :
Location Quotient (LQ), Shift-Share dan Regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat spesialisasi berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi baik pada sektor unggulan maupun non-unggulan. Ada perbedaan pengaruh signifikan
tingkat spesialisasi variasi sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ternyata bahwa
spesialisasi variasi sektor basis berdaya saing dan tumbuh cepat lebih dominan pengaruhnya
daripada variasi
sektor unggulan lainnya. Teridentifikasi sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
persewahan dan jasa perusahaan merupakan sektor unggulan di Kotamadya Ambon.
Sektor unggulan di Kabupaten Aru dan Maluku Tenggara adalah perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor industri
pengolahan merupakan sektor unggulan di
Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur.
Kata Kunci : Spesialisasi, Location Quotient, Unggulan, Pertumbuhan.
Pendahuluan
Mencermati kondisi dan tantangan di era otonomi yang dinamis, bagi daerah sekaligus membuka peluang untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan intern secara riil seperti lambatnya pertumbuhan ekonomi dan minimnya kesempatan kerja seraya terus mempersiapkan daerah dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin kompetitif. Kondisi tersebut menuntut tiap daerah untuk mampu melakukan percepatan pembangunan melalui perencanaan pembangunan yang terfokus dan efisien dengan mengandalkan karakteristik dan potensi ekonomi lokal yang berbasis sektor-sektor ekonomi unggulan.
Terkonsentrasinya kegiatan ekonomi (spesialisasi) pada sektor-sektor strategis/unggulan akan sangat berperan sebagai penggerak utama perekonomian daerah (prime mover) yang pada gilirannya dapat berimbas terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi secara simultan dan sinergis. Dalam konteks ini, sejalan dengan salah satu prinsip dan konsep pengembangan wilayah bahwa suatu daerah harus memiliki spesialisasi atau memfokuskan strategi pengembangannya pada sektor tertentu, yang berorientasi ekspor ke pasar regional (sektor basis) serta berdaya saing tinggi (Bappenas, 2004).
Penekanan pada aspek spesialisasi tertentu cukup beralasan, selain karena faktor efisiensi juga karena didukung oleh berbagai pendapat pakar ekonomi seperti Kuncoro (2002), yang mengemukakan bahwa spesialisasi yang tinggi pada suatu sektor/industri dapat mempercepat pertumbuhan output sektor di wilayah tersebut. Hal yang sama dikemukakan juga oleh Tarigan (2005), bahwa spesialisasi akan meningkatkan produktivitas, menambah jenis dan jumlah produksi. Dengan demikian perubahan-perubahan pada tingkat spesialisasi, menentukan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Provinsi Maluku sebagai salah satu provinsi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) terus melancarkan pembangunan di segala bidang. Rintangan pembangunan yang dihadapi daerah ini semakin besar dengan berkecamuknya konflik sosial, tetapi pembangunan ekonomi terus dilaksanakan dan hasilnya mulai terjadi recovery ekonomi pada tahun 2002 yang ditandai dengan tumbuhnya ekonomi daerah sebesar 2,87 % dari tahun 2001. Peningkatan pertumbuhan secara signifikan terjadi pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing sebesar 4,43 % dan 5,10 %. Selama kurun waktu 2001-2005 rata-rata pertumbuhan ekonomi Maluku sebesar 4,10 % per tahun, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6 % pertahun. Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi lainnya di Indonesia maka Maluku masih merupakan salah satu provinsi dengan ”kategori pertumbuhan ekonomi rendah”. Ditinjau dari PDRB per kabupaten/kota maka Kotamadya Ambon dan Kabupaten Aru merupakan daerah dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi masing-masing sebesar 5,33 % dan 5,22 % rata-rata per tahun. Sedangkan daerah yang pertumbuhan ekonominya terendah adalah Kabupaten Buru dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,55 % per tahun.
Fenomena trend perubahan struktur ekonomi, pengaruh spesialisasi serta pertumbuhan ekonomi di Maluku yang relatif rendah menarik untuk dikaji dengan permasalahan : (1) Sektor-sektor apa saja yang memiliki keunggulan dan seberapa besar tingkat spesialisasinya (2) seberapa besar pengaruh tingkat spesialisasi sektorsektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi antarwilayah di Maluku. (3) Apakah ada perbedaan signifikan pengaruh tingkat spesialisasi variasi sektor-sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi antar wilayah. Kondisi ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan pertama, untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat spesialisasi sektor-sektor strategis/unggulan, kedua, menganalisis pengaruh tingkat spesialisasi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku dan ketiga, menganalisis perbedaan spesialisasi variasi sektor-sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi antar wilayah di Provinsi Maluku.
Selengkapnya dapat di-download di sini...
No comments:
Post a Comment